A. Pengertian Sistem
Sistem berasal dari kata “systēma”
(dalam Bahasa Yunani) yang mengandung arti “keseluruhan dari bermacam-macam
bagian “.
Pengertian sistem menurut
beberapa ahli :
Edgar F Huse dan James L. Bowdict.
“Sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.”
“Sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.”
L. James Havery.
“Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.“
“Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.“
C.W. Churchman.
“Menurutnya sistem adalah
seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat
tujuan.”
B. Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi adalah suatu
proses penerapan yang saling behubungan dan berinteraksi yang dikembangkan oleh
masyarakat dengan ciri dan identitas tersendiri.
Sistem Ekonomi terbagi menjadi
4 macam yaitu :
1. Sistem Ekonomi
Tradisional
2. Sistem Ekonomi
Sosialis/Terpusat
3. Sistem Ekonomi
Bebas/Liberal
4. Sistem Ekonomi
Campuran
1. Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ini memiliki tradisi
aktivitas ekonomi yang dilakukan secara turun-temurun. Dan masyarakatnya tetap
menjaga nilai budaya setempat, sehingga kegiatan perekonomiannya masih
bergotong-royong dan kekeluargaan.
Adapun ciri-ciri dari sistem
ekonomi tradisional antara lain adalah sebagai berikut :
· Pembagian
struktur kerja belum ada
· Masih
menggunakan tukar-menukar barang/barter
· Sifat
kekeluargaan tergolong tinggi
· Proses
produksinya tergantung pada alam,misalnya bertani, berladang, berkebun dan
sebagainya
· Alat
untuk memproduksi sangat sederhana**
2. Sistem Ekonomi
Sosialis/Terpusat
Sistem ekonomi terpusat yang
disebut juga sistem ekonomi sosialis adalah suatu sistem ekonomi yang seluruh
sumber daya dan pengolahannya direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah.
Sistem ekonomi terpusat
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
· Negara
menguasai semua alat produksi
· Produksi
dilakukan untuk kebutuhan masyarakat
· Kegiatan
ekonomi direncanakan oleh negara dan diatur pemerintah secara terpusat
· Hak
milik individu tidak diakui
· Pemerintah
mengatur kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi **
3. Sistem Ekonomi
Bebas/Liberal
Sistem ekonomi liberal disebut
juga ekonomi pasar, yaitu sistem ekonomi di mana pengelolaan ekonomi diatur
oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran). Sistem ekonomi ini menghendaki
adanya kebebasan individu dalam melakukan kegiatan ekonomi. Artinya, setiap
individu diakui keberadaanya dan mereka bebas bersaing.
Dapat disimpulkan bahwa sistem
ekonomi bebas/liberal memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
· Harga
barang ditentukan oleh pasar
· Timbulnya
persaingan bebas
· Adanya
pengakuan terhadap hak individu
· Setiap
individu bebas mengejar keuntungan
· Modal
memegang peranan sangat penting**
4. Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran adalah
sistem ekonomi yang berusaha mengurangi kelemahan-kelemahan yang timbul dalam
sistem ekonomi terpusat dan sistem ekonomi pasar. Dalam sistem ekonomi campuran
pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta dalam menjalankan kegiatan
perekonomian.
Ciri-ciri dari sistem ekonomi
campuran sebagai berikut :
· Adanya
campur tangan pemerintah dalam perekonomian
· Adanya
pihak swasta yang ikut berperan dalam kegiatan perekonomian
C. Sistem Perekonomian
Indonesia
Sistem perekonomian di
Indonesia mengalami kegundahan yang mengakibatkan para tokoh negara berusaha
merumuskan sistem perekonomian yang tepat bagi bangsa indonesia, baik secara
individu maupun diskusi kelompok. Tokoh ekonomi indonesia saat itu, Sumitro
Djojohadikusumo, dalam pidatonya di negara Amerika tahun 1949, menegaskan
bahwa sistem yang dicita-citakan adalah ekonomi semacam campuran tetapi dalam
proses perkembanganya telah disepakati suatu bentuk ekonomi baru yang dinamakan
sebagai Sistem Ekonomi Pancasila yang didalamnya mengandung unsur penting yang
disebut Demokrasi Ekonomi.
Sistem Demokrasi Ekonomi
dipilih karena memiliki ciri-ciri yang positif bagi Indonesia, diantaranya
adalah :
· Perekonomian
disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan.
· Cabang-cabang
produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara.
· Warga
negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendakinya serta
mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
· Hak
milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan masyarakat.
· Potensi,
inisiatif dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya dalam
batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
· Fakir
miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
Dengan demikian perkonomian
Indonesia tidak mengizinkan adanya :
1. Free fiht
liberalism, yaitu adanya suatu kebebasan usaha yang tidak terkendali sehingga
memungkinkan terjadinya eksploitasi kaum ekonomi yang lemah dan terjajah dengan
akibat semakin bertambah luasnya jurang pemisah si kaya dan si miskin.
2. Etatisme, yaitu
keikutsetaan pemerintah yang terlalu dominan sehingga mematikan motivasi dan
kreasi masyarakat untuk berkembang dan bersaing secara sehat. Jadi masyarakat
hanya bersikap pasif saja
3. Monopoli,suatu
bentuk pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok tertentu, sehingga tidak
memberikan pilihan lain pada konsumen untuk tidak mengikuti keingian sang
monopoli. Disini konsumen seperti robot yang diatur untuk mengikuti jalannya
permainan.
Meskipun awal perkembangan
perekonomian indonesia menganut sistem ekonomi pancasila. Ekonomi demokrasi dan
mungkin ‘campuran’ namun bukan berarti sistem perokonomian liberalis dan
etatisme tidak pernah terjadi di Indonesia. Awal tahun 1950-an sampai dengan
tahun 1957-an merupakan bukti sejarah adanya corak liberalis dalam perekonomian
Indonesia. Demikian juga dengan sistem etatisme, pernah juga mewarnai corak
perekonomian di tahun 1960-an sampai masa orde baru. Faktor-faktor penyebab
beberapa sistem perekonomian Indonesia adalah :
· Program
tersebut disusun oleh tokoh yang relatif bukan bidangnya, namun oleh tokoh
politik, sehingga keputusan yaang dibuat cenderung menitikberatkan pada masalah
politik bukan masalah ekonomi.
· Akibat
lanjutan dari kegagalan diatas dana negara yang seharusnya di alokasikan untuk
kepentingan kegiatan ekonomi justru di alokasikan untuk kepentingan politik dan
perang.
· Adanya
kecenderungan terpengaruh untuk mennggunakan sistem perekonomian yang tidak
sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia.
Akibat yang ditimbulkan dari
sistem etatisme yang pernah terjadi di indonesia pada periode tersebut dapat
dilihat pada bukti berikut :
1. Semakin rusaknya
sarana produksi dan komunikasi yang membawa dampak menurunnya nilai eksport
kita.
2. Hutang luar
negeri yang justru dipergunakan untuk proyek ‘Mercu Suar’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar